Refleksi Pendidikan Indonesia Lewat Pahlawan Nasional di KHD

Di saat seluruh bangsa dari Sabang sampai Merauke memperingatinya, pendidikan belum merata di Indonesia. Bahkan kualitas pendidikan itu sendiri belum maksimal sehingga banyak generasi muda yang kurang terdidik.

Segala hal itulah yang nantinya coba disampaikan pada film ini. Dengan mengumumkan proyek ini, film KHD ditargetkan akan tayang di Tanah Air pada 2026 mendatang.

Film ini pun mendapat dukungan penuh oleh pemerintah. Dengan diproduksi oleh Wahana Kreator, juga berkolaborasi dengan Kemendikbudristek. Hal ini membuat segala keperluan dan kebutuhan nantinya, dapat dimudahkan dengan akses dari negara.

"Nah untuk sementara kami untuk mendukung dinarasi (pengembangan cerita). riset ya tentu menjadi penting riset dan pengembangan dari narasi. Dan itu menjadi sangat penting, karena menjaga bagaimana nilai-nilai yang ada, itu betul-betul juga diwujudkan di dalam film ini," jelas Mahendra dari Kemendikbudristek pada Media Gathering di Jakarta (7/5/2024)

Tentunya riset sangat diperlukan dalam membuat film biopik ke depannya. Dengan membawa kisah Ki Hajar Dewantara serta pemikirannya untuk memajukan pendidikan Indonesia, perlu dokumen-dokumen lawas yang memberitakan dirinya di zamannya.

Gina S. Noer sebagai sutradara pun berusaha untuk menyampaikan itu semua, bagaimana membawa pemikiran KHD sebagai tonggak refleksi untuk generasi muda.

Film ini diharapkan bisa membuka pola pikir generasi muda tentang perspektifnya melihat pendidikan. Film ini dibuat sebagai tanda bahwa di zaman yang semakin modern, pendidikan menjadi semakin penting untuk generasi ke depannya.

Karena di saat ini banyak orang yang telah melupakan sosok Ki Hajar Dewantara. Bukan hanya lupa, banyak juga anak muda yang bahkan tidak mengenali sosok dari tokoh pendidikan nasional tersebut.

Untuk itulah para film maker berharap dengan adanya film ini, masyarakat lebih mengenal akan sosok KHD, serta mengamalkan pemikiran-pemikirannya demi kemajuan bangsa.

"Pengen ya sebenernya anak-anak muda dan generasi ke depan tuh juga bisa mengenal sosok ini, dan nilai-nilai dan cerita ini bisa berlangsung panjang gitu ke depannya," sebut Maudy Ayunda sebagai produser.

"Jadi harapannya ketika saya bisa membagikan perasaan yang saya temukan, ketika saya membaca pemikirannya Ki Hajar Dewantara. Kalau kita selama ini bicara soal pahlawan kita ingatnya tuh pahlawan tuh selalu bawa senjata, kita seringkali melupakan pahlawan-pahlawan pemikir Indonesia," ujar Gina S. Noer sebagai sutradara.

Ke depannya, para filmmaker berharap adanya dukungan penuh dari masyarakat untuk produksi film ini. Filmmaker juga tak segan mengharapkan bantuan apabila ada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam menuangkan pikirannya terhadap film ini.

Film ini nantinya ditargetkan ke semua kalangan tanpa terkecuali. Selain bisa dinikmati sebagai film, film ini juga diharapkan bisa merubah pandangan kita terhadap pendidikan di tanah air dan merefleksikannya ke diri kita sendiri.

Simak Video "Sejarah Penetapan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/ass)