5 Film Sci-Fi Terbaik Sepanjang Masa

5 min read | May 27, 2024


Melinda Jung Profile Melinda Jung
Blog Image

Setelah banyaknya pemikiran para filmmaker yang jauh, genre sci-fi menjadi jalan untuk menerjemahkan kegelisahan hati mereka menjadi bentuk film yang sureal yang tak bisa ditemukan di kehidupan nyata.

Sci-fi kini memberikan pengalaman baru para penonton yang ingin mendapat suatu pesan dari sebuah film dengan berpikir jauh diluar akal manusia. Sains yang dibalut dengan fiksi akhirnya menjadi jawaban agar fantasi yang diciptakan masih bisa terkait dengan dunia yang nyata.

Beberapa film ini merupakan film sci-fi terbaik di kategorinya masing-masing. Selain mendapat beberapa penghargaan, film-film berikut juga menciptakan diskusi yang masif pada berbagai kalangan.

Sempat menjadi perbincangan hangat di masanya, Interstellar bukan hanya menjadi perbincangan para penikmat film bahkan saintis sekalipun. Bercerita tentang bumi di masa depan yang sudah tak lagi layak dihuni.

Cooper sebagai mantan pilot kini harus menerbangkan roket Nasa bersama tim lainnya untuk mencari planet lain yang layak dihuni manusia. Film ini memberikan plot yang cukup kompleks dengan menciptakan paradoks yang mengadaptasi teori dilatasi waktu Albert Einstein.

Wajar rasanya film ini menjadi perbincangan di kalangan saintis karena film ini memberikan pengalaman sains yang akurat hingga ke teori-teorinya yang berdasarkan fisika kuantum. Tak hanya dari penceritaan, film ini juga punya musik dan audio yang unik dalam menggambarkan ruang angkasa.

Pemilihan lagu tak hanya sekedar untuk mengisi scene, namun frekuensi suara jugga diperhatikan untuk menyesuaikan ruang pada setiap scenenya. Namun dengan adanya penceritaan yang rumit tak membuat kamu pusing saat menontonnya, karena film sanggup memberikan pengalaman emosional cinta yang kuat dalam hal keluarga.

Sepertinya semua orang setuju kalau Dune: Part Two menjadi film sci-fi dengan visual terbaik sejauh ini. Denis Villeneuve sang sutradara juga sudah dikenal dengan berbagai karya sci-finya dengan visual yang memukau.

Sebut saja Blade Runner 2049 yang berhasil menciptakan futuristik distopia dengan gaya warna neo noir yang punya visual yang sangat fantastis. Namun sequel dari Dune kini punya tempat tertinggi di karyanya.

Menceritakan kelanjutan dari Dune pertama, dimana Paul bergabung dengan fremen untuk mengalahkan Harkonnen yang membantai keluarganya. Kini perjalanan Paul bukan hanya untuk memperkuat dirinya, namun juga menerima takdir yang diberikan semesta kepadanya untuk menjadi mesias.

Visual dari film ini terasa sangat memukau, perpaduan antara production design dengan sinematografi berhasil merealisasikan mise en scene yang cantik. Hal ini tentu bisa terwujud karena kameranya yang menggunakan kamera IMAX yang membuat visualnya terkemas dengan baik.

Tak tanggung-tanggung bahkan tim produksi mereka ulang lensa lama dan membuat lensa khusus untuk film ini yang membuat karakteristik lensanya menjadi sesuai dengan capaian visual pada filmnya.

Kali ini kisah romansa menjadi premis dari film sci-fi satu ini. Menceritakan Joel yang ingin menghapus ingatan tentang mantannya dengan alat penghapus memori.

Namun selama proses penghapusan memorinya, Joel bertengkar dengan dirinya sendiri karena di sisi lain ia masih tak mau melupakan Clementine. Cerita di film ini pun berjalan hampir 90% tentang memori dari Joel saat menjalin hubungan dengan Clementine.

Elemen sci-fi yang digunakan di film ini memegang peranan penting dimana sehebat apapun teknologi yang dipunyai manusia tak bisa mengubah hati nurani manusia, apalagi tentang cinta. Film ini menawarkan banyak pesan moral mengenai cinta, dengan adanya berbagai adegan manis, juga dengan kutipan-kutipan syair yang indah membuat film ini semakin terlihat solid dan cantik.

Tak berhenti disitu, ending di film ini juga sangat membuka diskusi kepada para penontonnya. Pada akhirnya cinta itu sendiri menjadi kasta tertinggi dalam bidang sains yang sampai kapanpun manusia tak akan bisa mengerti jawaban pastinya.

Membawakan kesan futuristik, seri ke 4 dari Mad Max Saga ini memberikan pengalaman nyata yang jarang dimiliki film sci-fi pada umumnya. Biasanya film sci-fi didominasi dengan CGI yang membuat beberapa shot terasa sangat "teranimasi" yang melemahkan kesan believable itu sendiri.

Namun Mad Max: Fury Road menepis itu semua, film ini menggunakan practical effect hampir lebih dari 80% di filmnya. Film ini berhasil membawa laga aksi yang terasa nyata di setting waktu di masa depan.

Hal ini juga menimbulkan karakteristik tersendiri pada filmnya, Mad Max: Fury Road punya berbagai elemen visual tersendiri yang tak dimiliki film sci-fi pada umumnya.

Sebut saja seperti color moodnya yang terkesan colorful, yang biasanya film sci-fi menggunakan neo-noir ataupun desaturated untuk menggambarkan distopianya.

Film kesekian kalinya yang menggunakan karakter monster Godzilla. Namun film ini kembali mengambil referensi dari karakter orisinil Godzilla yaitu dari Gojira di tahun 1954. Godzilla sendiri awalnya tercipta berkat representasi Jepang akan adanya ancaman bom nuklir yang mengancam ketenangan kehidupan manusia.

Hal ini lah yang coba disampaikan kembali di film Godzilla Minus One. Berlatar belakang perang dunia kedua, Godzilla di film ini bangun saat terjadinya uji coba bom atom di Bikini Atoll.

Akhirnya Godzilla sendiri tidak memegang peran sentral di film ini, melainkan hanya menjadi batu loncatan kepada tiap karakter di filmnya untuk bersatu dan saling memanusiakan manusia.

Walau keberadaan monster ini tergolong sangat fantasi di dunia nyata, namun isu kemanusiaan dan perang dunia tetap melekat di kehidupan manusia sehari-hari. Film ini menunjukkan bahwa kini manusia harus saling bertumpu dan saling memerhatikan, karena dengan adanya persatuan Godzilla berhasil dikalahkan.

Film ini juga memberikan tekanan dramatik yang sangat tinggi di setiap babaknya, ancaman Godzilla yang superior seakan-akan selalu mengancam manusia di film ini yang membuat rasa trauma tersendiri bagi para penontonnya. (dar/dar)

About the Author

Name: Melinda Jung

About: Film reviewer and author with a passion for exploring the cinematic world. Melinda has written extensively on various film genres, providing insightful critiques and analyses. Her work aims to enrich the audience's understanding and appreciation of cinema.

More Posts

Introduction to Film Production

Introduction to Film Production

Produksi film adalah proses kreatif yang melibatkan berbagai tahapan untuk menghasilkan karya audiovisual yang menarik. Dalam dunia sinematik, produksi film...

Read more
Pre-Production: Planning Your Film

Pre-Production: Planning Your Film

Pre-production dalam dunia film merujuk pada tahap persiapan sebelum proses pengambilan gambar dimulai. Ini adalah periode kunci di mana segala...

Read more
The Role of the Director in Film Production

The Role of the Director in Film Production

Sutradara adalah salah satu elemen paling krusial dalam produksi film. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam mengarahkan proses kreatif dari...

Read more
Cinematography: Capturing the Visuals

Cinematography: Capturing the Visuals

Sinematografi adalah seni dan ilmu dari membuat gambar bergerak yang ditangkap oleh kamera. Ini melibatkan sejumlah teknik dan prinsip yang...

Read more